Posted by : cuma coba doang
Rabu, 14 November 2012
self injury atau sel harm (menyakiti/ melukai diri sendiri) adalah tindakan yang menimbulkan luka-luka pada tubuh diri sendiri secara sengaja. Tindakan ini dilakukan tidak dengan
tujuan bunuh diri tetapi sebagai suatu cara untuk melampiaskan
emosi-emosi yang terlalu menyakitkan untuk diekspresikan dengan
kata-kata. Self injury dapat berupa
mengiris, menggores kulit atau membakarnya, melukai atau mememarkan
tubuh lewat kecelakaan yang sudah direncanakan sebelumnya.
Menurut Patti Adler, seorang professor
sosiologi di University Colorado, melihat perihal menyakiti diri sendiri
sebagai semacam “pertolongan diri”, daripada ekspresi yang mendekati
bunuh diri. Melukai diri, menurutnya, cenderung mengarah pada mengurangi
ketegangan, euforia, perasaan seksual yang meningkat, kemarahan,
kepuasan keinginan menghukum diri sendiri, keamanan, keunikan,
manipulasi orang lain, dan membantu dari perasaan depresi, kesepian,
kehilangan, dan keterasingan. Oleh karena itu, self injury dibedakan
dari bunuh diri walau keduanya sama-sama menyebabkan luka fisik pada
tubuh. Perilaku ini bertujuan untuk mencapai pembebasan dari emosi yang
tak tertahankan, perasaan bahwa dirinya tidak nyata, dan mati rasa.
Dorongan untuk menyakiti diri sendiri selalu muncul bagi orang-orang penderita self-injury. Orang-orang seperti ini merasa tenang jika sudah terluka dan merasa bisa lebih mengontrol dengan menyakiti diri. Seperti dikutip dari BBCNews, ada beberapa hal yang diduga bisa menjadi penyebab orang suka melukai dirinya sendiri, yaitu:
- Merasa putus asa mengenai suatu masalah dan tidak tahu ke mana harus mencari bantuan. Hal ini akan membuat seseorang terjebak dan tidak berdaya, sehingga dengan menyakiti diri sendiri akan membuat orang tersebut merasa lebih terkontrol.
- Perasaan marah atau tegang yang rasanya seperti mau meledak. Hal ini membuat ia berpikir dengan merugikan diri sendiri dapat mengurangi ketegangan yang ada.
- Perasaan bersalah atau malu yang tidak tertahankan. Menyakiti diri sendiri menjadi caranya untuk menghukum dirinya.
- Merasa terpisah antara dunia dan tubuhnya. Menyakiti diri sendiri bisa menjadi cara untuk mengatasi pengalaman yang menyedihkan seperti trauma atau pelecehan dan juga menghindari rasa sakit dari memori yang ada
Melukai diri
sendiri bisa menjadi musuh nomor satu yang tidak kalah membahayakan diri
baik secara fisik maupun mental. Biasanya ini terjadi tanpa disadari,
yaitu saat kita sedang merasa down, kecewa, sedih atau sesekali merasa kurang percaya diri. Pelaku
yang melukai diri sendiri sadar bahwa perbuatan yang dilakukan hanya
menyebabkan pembebasan yang bersifat sementara dan tidak mengatasi akar
permasalahannya. Namun bila tidak diatasi dengan benar dan cepat, akan
memiliki kecenderungan untuk mengulanginya dengan peningkatan pada
frekuensi dan derajat kerusakan secara fisik yang ditimbulkannya.
Sedangkan dalam
kenyataannya, banyak pelaku self injury yang sangat menyadari
keberadaan luka pada tubuh mereka dan berusaha menyembunyikannya dari
orang lain. Jika dipertanyakan oleh orang lain bagaimana mereka
memperoleh luka-luka tersebut maka biasanya mereka menjawab bahwa
luka-luka tersebut diperoleh dengan cara lain misalnya saja kecelakaan
atau lainnya.
Yang bisa dilakukan untuk menolong orang yang
suka melukai diri sendiri adalah dengan menjadi ‘tempat sampah’ untuk
mendengarkan cerita mereka dan berusaha untuk mengarahkan masalahnya ke
arah yang benar. Satu hal yang pasti, perlu bantuan professional seperti
psikiater atau konselor untuk mengatasi masalah self injury-nya.
sumber : kompasiana.com